Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa di Indonesia sekarang banyak terbit lagu-lagu yang tidak mendidik anak-anak zaman sekarang atau lagu-lagu yang belum pantas untuk anak-anak ( < 17tahun), contohnya seperti lagu-lagu percintaan, nafsu-nafsu dunia, dan penggunaan kata-kata yang tidak mendidik yang dimasukkan di dalam lagu-lagu dewasa ini. Sudah jelas bahwa lagu-lagu sekuler atau lagu-lagu “dunia” tersebut tidak mendidik bila dilihat dari sisi psikologis anak, namun apakah hal ini ikut berpengaruh dalam kehidupan seseorang dalam bergaul dengan TUHANnya???
Jawabannya jelas BERPENGARUH. Mengapa??
Karena setiap manusia memiliki tingkat/level kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, saya akan memakai theory of needs dari John Maslow. Contohnya, orang yang berada dalam physical needs pasti akan berdoa dan meminta hal-hal yang berhubungan untuk memuaskan kebutuhan fisiknya, seperti mendapat makanan dan minuman yang enak, uang dan penghasilan yang memadai, rumah yang baik, dan lain-lain. Demikianlah seterusnya bila orang berada di level security, love and belonging, dan esteem. Orang yang berada di keempat level yang pertama ini akan cenderung meminta kepada TUHAN dengan sifat SELF CENTER.
Bila seorang anak sudah terbiasa dengan hal-hal dewasa dan diterima oleh lingkungannya, maka ketika dewasa, ia cenderung mencari hal-hal lain yang membuat ia diterima juga di lingkungan tempat ia tinggal, DITAMBAH sadar atau tidak sadar, ia akan melakukan apa yang disebutkan lirik-lirik lagu waktu ia kecil dan kemungkinan besar, ia TIDAK AKAN DAPAT MENCARI ALLAH dengan sifat GOD CENTER.